“Ah dimana ini ?, aww sakit sekali” keluh Ijong
“Tenang kau aman disini, lukamu telah aku obati. Perkenalkan saya Zaka” ucap Zaka.
“Oh terima kasih atas pertolonganmu, tapi sebelumnya aku ingin bertanya, mengapa kau mau menolong diriku” Tanya Ijong
“Aku ingin membuat kerajaan bersama dirimu, aku ingin kerajaan yang kita buat menguasai Simarara” jawab Zaka
“Tapi apa kau yakin dengan rencanamu itu” Tanya Ijong kembali
“Oleh karena itu aku mengajak kamu untuk mewujudkanya !” jawab Zaka
“Okelah kalau begitu, saya akan mengabdikan hidup saya untukmu !” tegas Ijong
Ijong pun begabung dengan Zaka. Setelah Ijong, Zaka mengincar Reza, ia adalah seorang strategian perang yang handal. Setelah beberapa minggu, Zaka dan Ijong berhasil menyakinkan Reza untuk bergabung bersama mereka. Sekarang tinggal 1 orang lagi yang akan di ajak Zaka bergabung. Ia adalah seorang arsitektur yang genius untuk membuat istana yang indah. Zaka pun berhasil menemukan di mana arsitektur itu berada, ia bernama Satrio. Tapi untuk menyakinkan Satrio tidak semudah menyakinkan Ijong dan Reza.
Zaka harus berunding alot dengan Satrio.
“Tuan Satrio bagaimana pendapatmu atas tawaran kami untuk membangun sebuah istana ?” Tanya Zaka
“Saya mau membangunkan anda istana, akan tetapi saya ingin dijadikan seorang penasehat ” pinta Satrio
“Sebentar saya akan rundingkan dahulu” jawab Zaka
Zaka pun merundingkan permintaan Satrio dengan Ijong dan Reza
“Bagaimana menurut kalian permintaan Satrio ?” Tanya Zaka
“Sebetulnya kami tidak setuju dengan permintaannya, karena Satrio terkenal licik, tapi jika tidak dituruti siapa yang akan membangunkan kita istana, jadi menurut kami kita turuti saja dahulu” Jelas Reza
“Jika begitu baiklah” kata Zaka
Zaka pun kembali berbincang dengan Satrio.
“Baiklah akan saya turuti permintaan tuan Satrio, asal istana yang kami pinta selsai dalam waktu 3 tahun” jelas Zaka
“ Baiklah akan saya selsaikan dalam waktu 3 tahun bahkan kurang” sambil berjabat tangan dengan Zaka.
Akhirnya Satrio pun mau membuatkan Zaka istana asal dirinya di jadikan seorang penasehat. Setelah 2 tahun istana yang pinta Zaka pun telah selsai. Istana tersebut berdiri megah di tengah-tengah danau. Zaka pun menamai kerajaan tersebut dengan nama
“KIM BUM” teriak Zaka dengan penuh semangat.
Setelah menamai istananya Zaka mulai menyusun pemerintahannya. Di sini Zaka menjadi seorang Raja, Ijong menjadi seorang Perdana Menteri, Reza menjadi seorang Panglima perang, dan Satrio menjadi seorang Penasehat Kerajaan, seperti yang telah dijanjikan. Beberapa bulan berlalu , Raja Zaka telah berhasil mengumpulkan 10 ribu pasukan. Raja Zaka pun mengadakan perundingan.
“Kita telah mengalami kemajuan yang pesat, dengan mengumpulkan 10 ribu pasukan. Menurut kalian langkah kita selanjutnya apa ?” Tanya Raja Zaka
“Menurut saya bagaimana kalo kita serang kerajaan Simaraa dahulu, setelah itu kita serang kerajan-kerjaan lainnya” Usul Satrio
“Maaf Raja saya tidak setuju dengan saran Tuan Satrio, dengan 10 ribu pasukan kita tidak akan menang melawan kerajaan Simarara, Jadi lebih baik kita serang kerajaan-kerajaan yang berada di sekitar Simarara. Jika kita menang ajak mereka untuk bersatu dan setelah itu kita serang kerajaan Simarara” Saran Reza
“Baiklah kita lakukkan saran dari Reza dan saya sendiri yang akan memimpin pasukan” tegas Raja Zaka
Setelah hasil perundingan diputuskan, Kerajaan Kim Bum pun bersiap melakukan perang. Satu per satu kerajaan pun jatuh ke tangan Raja Zaka. Dan tinggal kerajaan Simarara yang masih berdiri. Kerajaan Kim Bum pun semakin kuat, sekarang mereka memiliki 100 juta pasukan. Raja Zaka pun melakukan perundingan kembali.
“Pasukan kita sekarang bekekuatan 100 juta lebih, sekarang kita sudah cukup kuat untuk menyerang kerajaan Simarara. Di sini saya yang akan mengatur strategi. !” tegas Raja Zaka.
“Maaf Raja, lancang kiranya saya memotong pembicaraan anda, tapi bukankah biasanya Panglima Reza yang mengatur Strategi perang. Tapi mengapa sekarang Raja sendiri yang mengatur strategi” Tanya Perdana Menteri Ijong
“Memang benar apa yang kau katakan, tetapi untuk kali ini saya yang akan mengatur strategi” jawab Raja Zaka.
“Baiklah saya akan menerima strategi dari Raja” ucap Perdana Menteri Ijong.
“Dari arah barat Panglima Reza akan menyerang dengan 20juta pasukan, dari arah timur Perdana Menteri Ijong menyerang dengan 20juta pasukan, dari arah utara tuan Satrio menyerang dengan 40juta pasukan, sedangkan saya sendiri akan menyerang dari arah selatan dengan 10juta pasukan” tegas Raja Zaka.
“Mengapa Raja memimpin pasukan yang lebih sedikit dari pada pasukan kami ?, Itu dapat membahayakan hidup Raja” Tanya Panglima Reza
“Bagi Saya 10juta pasukan saja sudah cukup, ditambah dengan kehebatan saya dalam berperang !, keesokan hari semuanya harus sudah siap !” jawab Raja Zaka
Perundingan pun selsai, semua pasukan bersiap untuk keesokan harinya. Keesokan harinya dengan perintah dari Raja Zaka penyerangan pun dimulai. Awalnya pasukan Kim Bum berhasil memporak-porandakan pasukan Simarara, akan tetapi saat berada di didalam istana Simarara, mereka diserang oleh 100juta pasukan Simarara. Ternyata apa yang ditakutkan selama ini terjadi, Tuan Satrio menghianati Raja Zaka dengan berkerja sama dengan Raja Prasetyo yang bukan lain ialah Raja dari Simarara.
Lalu Tuan Satrio pun menyerang kerajaan Kim Bum dan berhasil menguasainya. Di Lain tempat, Panglima Reza mati terbunuh Karena menyelmatkan Raja Zaka, dan jasadnya pun diberikan kepada buaya. Sedangkan Raja Zaka dan Perdana Menteri Ijong ditangkap. Karena kekalahan itu, kerajaan Kim Bum jatuh ke tangan Tuan Satrio dan Kerajaan Simarara pun bertambah kuat.
Setelah 1 tahun menjadi tawanan kerajaan Simarara, akhirnya Raja Zaka dan Perdana Menteri Ijong dijatuhi hukuman mati. Mengetahui hukuman itu Raja Zaka meminta maaf kepada Perdana Menteri Ijong.
“Maaf kan saya Perdana Menteri, seandainya saya pada saat itu tidak sombong, mungkin kita tidak akan seperti ini” Sesal Raja Zaka
“Sudahlah Raja, ini salah aku juga yang tidak bisa melindungi Raja dengan baik, sekarang kita hanya bisa memohon kepada Tuhan yang maha esa” ucap Perdana Menteri Ijong
Saat Eksekusi pun tiba, Raja Zaka dan Perdana Menteri Ijong hanya bisa pasrah dengan nasib mereka.
Namun di saat-saat terakhir, datang seorang penunggang kuda, ia menyelamatkan hidup Raja Zaka dan Perdana Menteri Ijong. Mereka pun di bawa lari ke sebuah Hutan.
Sesampainya meraka di hutan, Raja Zaka dan Perdana Menteri Ijong pun bersyukur atas apa yang terjadi. Lalu Raja Zaka pun berterima kasih kepada si penunggang kuda tersebut
“Terima kasih telah menyelamatkan hidup kami berdua, tapi siapkah diri anda yang telah menyelamatkan kami berdua ?” Tanya Raja Zaka
“Raja pun nanti akan mengenal siapa saya, lebih baik sekarang Raja beristirahat terlebih dahulu.” Sambil membuka helm yang dipakainya
Ternyata penunggang kuda tersebut tersebut ialah seorang wanita yang cantik, Raja Zaka pun terkejut melihat itu.
“Ternyata kau seorang wanita ? , bolehkah aku mengetahui siapa namanu ?” Tanya Raja Zaka
“Tentu saja boleh, perkenalkan namaku Arin” jawab nya
“Mengapa kau menolong kami berdua ?” Tanya Raja Zaka kembali
“Sebenarnya Arin telah lama mendengar tentang Raja dan Kerajaan Kim Bum, terakhir Arin mendengar bahwa Raja dan Perdana Menteri akan di hukum mati oleh Kerajaan Simarara. Karena Arin tau kalian memiliki niat yang baik, lalu Arin menolong kalian berdua” Jawab Arin
Setelah pertemuan itu, Raja Zaka; Perdana Menteri Ijong dan Arin mengumpulkan pasukan yang banyak dan kuat. Setelah 1 tahun berlalu pasukan mereka telah mencapai 60 ribu pasukan. Karena keakraban Raja Zaka dengan Arin, Raja Zaka pun memiliki perasaan yang berbeda terhadap Arin.
Raja Zaka kembali menyusun strategi untuk merebut kembali Kerajaan Kim Bum.
“Baiklah sudah banyak pasukan yang kita kumpulkan, sekarang saatnya kita merebut kembali kerajaan Kim Bum, oleh karena itu kita berkumpul disini untuk membicarakannya” ucap Raja Zaka
“Apa strategi yang kita gunakan untuk merebut kembali kerajaan Kim Bum ?” Tanya Arin
“Kita akan menyerbu kerajaan Kim Bum secara bersamaan, tapi kita lakukan pada pagi-pagi sekali.” Jawab Raja Zaka
Keesokan paginya Raja Zaka pun menyerang Kim bum, dalam 12 jam kerajaan Kim Bum berhasil direbut kembali oleh Raja Zaka. Di sini Tuan Satrio tewas terbunuh oleh Raja Zaka. Untuk merayakan kemenangan ini, Pedana Menteri Ijong merayakan Pesta yang sangat meriah pada malam harinya. Namun Raja Zaka dan Arin tidak ada dalam pesta itu, mereka sedang berbincang-bincang berdua.
“Arin, terima kasih telah membantuku untuk merebut kembali kerajaan Kim Bum, tanpa mu aku tidak akan mungkin mendapatkannya kembali” Ucap Raja Zaka
“Semua ini berkat Kerja Keras Raja dan Perdana Menteri beserta para pasukan, bukan karena Arin” Balas Arin
“Tapi ini juga berkat Arin yang selalu ada di sampingku dan selalu mendukungku, oleh karena itu apakah Arin mau menjadi Ratuku ?” Tanya Raja Zaka sambil memegang tangan Arin
“Terima kasih telah berkata seperti itu , tapi maaf saya tidak bisa menolak ajakan Raja . Iya saya mau jadi Ratumu“ Jawab Arin
“Kebahagian ini harus kita umumkan kepada Rakyat kita, agar mereka pun bahagia mempunyai seorang Ratu” Ucap Raja Zaka
Raja Zaka dan Ratu Arin pun mendatangi pesta untuk memberitaukan kebahagianya
“Wahai rakyatku, Mulai sekarang kita mempunyai seorang Ratu, Kita sambut, Ratu Arin” Ucap Raja Zaka
Rakyat pun bersorak-sorai menyambut Ratu Arin. Mereka bahagia memiliki seorang Ratu yang Cantik dan Bijaksana. Setelah memiliki seorang Ratu, kejayaan kerajaan Kim Bum pun semakin berjaya, mereka berhasil kembali merebut kekusaan yang sempat lepas dan pasukan yang dimiliki kerajaan Kim Bum pun bertambah menjadi 200 juta.
Raja Zaka kembali berniat meyerang Kerajaan Simarara. Namun kali ini strategi penyerangan diatur oleh Panglima perang yang baru yaitu Panglima Fiat, ia adalah anak angkat dari Perdana Menteri Ijong. Mereka pun mengadakan perundingan dan diputuskan akan menyerang kerajaan Simarara pada pagi hari. Dengan 150 juta pasukan dan dipimpin langsung oleh Raja Zaka.
Hari penyerangan pun tiba, sebelum berangkat perang Raja Zaka berpesan kepada Ratu Arin untuk menjaga dirinya, begitu pun sebaliknya.
Perintah Raja Zaka pun dicetuskan, peperangan Besar pun kembali terjadi, banyak pertumpahan darah terjadi, banyak orang yang menjadi korban dari kedua belah pihak. Namun pasukan Kim Bum dalam keadaan tertekan, oleh karena itu salah satu prajurit memberitahukan keadaan itu ke pada Ratu Arin.
“Maaf Ratu, keadaan pasukan kita sekarang dalam keadaan tertekan” Ucap Prjurit
“Apa? tertekan, bawa saya sekarang kesana.” Tegas Ratu Arin
“Tapi Raja Zaka memerintahkan saya untuk menjaga Ratu Arin agar tetap di Istana” Ucap prjurit itu kembali
“Sudah jangan banyak bicara, bawa saya sekarang ke sana” tegas Ratu Arin Kembali
“Tapi…..” dengan Wajah yang pucat dari prajurit itu
“Ini Perintah Ratumu” Ucap Ratu Arin dngan sedikit membentak.
“baiklah Ratuku” Ucap prajurut itu.
Di lain tempat Raja Zaka berhasil memasukin Istana Simaraa walupun sendirian, di sana terjadi pertempuran yang sangat sengit antara Raja Zaka dan Raja Prasetyo, Raja Pras pun dapat menjatuhkan Raja Zaka, namun di saat bersamaan Ratu Arin tiba dan menolong Raja Zaka, terjadi kembali pertempuran yang sengit antara Ratu Arin dan Raja Pras, namun Ratu Arin tersungkur jatuh, pada saat Raja Pras akan menusukun pedang ke Ratu Arin, tiba-tiba Raja Zaka datang melindungi Ratu Arin dengan tubuhnya, pedang pun menusuk dalam ke tubuh Raja Zaka, namun Raja Zaka dapat membalikan serangan dan menebas leher Raja Pras, Raja Pras pun mati. Sedangkan Raja Zaka sekarat karena cidera yg di alaminya cukup parah. Mengetahui Raja Zaka sekarat, Perdana menteri Ijong langsung menolong Raja Zaka dan membawanya pulang ke Istana bersama Ratu Arin.
Sesampainya di Istana, Raja Zaka pun sadar.
“Apakah kita menang ?” tanya Raja Zaka
“Kita menang Rajaku” jawab Ratu Arin dengan tersedu-sedu
Raja Zaka pun pingsan karena keletihan.
Setelah 1 bulan berlalu Raja Zaka pun sembuh, ia sekarang menjadi satu-satunya raja di wilayah Simarara. Suasananya pun menjadi aman, adil dan tenteram. Ratu Arin dan Raja Zaka pun hidup bahagia selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar